Wednesday, May 27, 2020

Kumpulan Puisi Bahasa Indonesia


Karena Kita Adalah Guru

Kalau kita belum mampu jadi guru yang ramah
Setidaknya jangan mudah marah
Ketika anak masih berlaku salah

            Kalau kita belum bisa jadi guru yang dicintai
            Setidaknya jangan gampang membenci
            Karena anak sering bersikap lalai

Kalau kita belum sanggup jadi guru yang adil
Setidaknya jangan sering menghakimi
Manakala anak gagal dalam memahami

            Kalau kita belum layak jadi guru yang bijak
            Setidaknya jangan mudah usik harga diri
            Bilamana anak lagi belajar mencari jati diri

Kalau kita belum cakap jadi guru yang hebat
Setidaknya jangan latah menghujat
Andai anak abai pada aturan yang ketat

            Kita sejatinya adalah guru
            Penebar ilmu penerang kegelapan
            Pengisi ruang-ruang jiwa hampa dan kosong
            Pemantik harapan-harapan di masa depan
            Karena kita adalah guru: pelayan Tuhan untuk kebaikan



Tahukah Kamu (Guru)?

Ya, memang
Gema amarahmu di gendang telingaku
Sudah lagi tak menggema

            Ya, memang
            Garang wajahmu di ingatanku
            Sudah kian lapuk dan memudar

                        Ya, memang
                        Celoteh lecehanmu di pikiranku
                        Sudah kian meleleh tak berbentuk

                                    Tapi, tahukah kamu?
                                    Luka perih itu
                                    Masih saja menganga
                                    Membatu di jiwaku
                                   

Menjadi Guru Katanya Gampang?

Menjadi guru katanya gampang?
Tinggal masuk kelas dan bilang
Buka buku halaman sekian anak-anak
Kerjakan soal dengan sungguh-sungguh
:Diam dan jangan buat gaduh!!!

            Karena bapak dan ibu guru mau buka wa
            Ada pesan penting yang harus dibaca
            Dan juga kiriman video yang wajib dibuka
            :Lalu anak-anak riuh dalam sunyi galau

Menjadi guru katanya gampang?
Tinggal pasang tampang garang
Tinggikan nada ancaman
Jika perlu mainkan ayunan tangan
:Maka anak-anak melawan dalam diam

            Menjadi guru katanya gampang?
            Tinggal perintah cari bahan belajar
            Di koran, majalah, buku, dan internet
            :Tapi rak guru hanya berisi buku usang


Menjadi guru katanya gampang?
Tinggal suruh anak untuk perkuat budi dan karakter
Sedangkan keteladanan makin buram dan kabur

            Menjadi guru katanya gampang?
            Tinggal gadaikan masa depan
            Tanpa harus lunasi panggilan kewajiban




Nyatanya?

Nyatanya?
Ketika kita redam amarah dan teriakan
Anak-anak bisa jadi ramah dan nyaman
Lalu, untuk apa emosi dan cacian harus diledakkan?
            Nyatanya?
            Ketika anak-anak diberi ruang ekspresi
            Mereka bisa tunjukkan potensi diri
            Lalu, untuk apa kita gampang menjustifikasi?
Nyatanya?
Ketika kita bisa peduli dan mengerti
Anak-anak jadi punya empati dan rasa menghargai
Lalu, mengapa kita sering lupa diri?
            Nyatanya?
            Ketika kita bisa saling berbagi dan berkolaborasi
            Hambatan berubah jadi kesempatan
            Dan masalah berbuah jadi berkah
            Lalu, untuk apa kita mendendam dan bermusuhan?
Nyatanya?
Kita bisa saling menghebatkan
Lalu, untuk apa kita saling mengkerdilkan?

Balada Jamkos


Jamkos …
Kau begitu dirindui banyak siswa
Tapi ada juga beberapa yang benci
Meski dengan raut malu-malu
            Manakala dirimu hadir d kelas
            Kau disambut suka cita penuh kegirangan
            Riuh siswa nyanyikan lagu kebebasan
            Letupkan rasa dan bicara tanpa tujuan
            Meski sejatinya kau hadir membawa sebuah pesan
            Tentang makna dan hakikat belajar
Jamkos ….
Kalau dirimu hadir terlalu rutin
Bosan dan jenuh juga jadinya
Jamkos sebenarnya bukan objek kesalahan
Maka ia tak pantas jadi kambing hitam
            Sejatinya jamkos adalah ujian
            Ujian untuk menakar seberapa tinggi niatmu
            Ujian untuk menimbang seberapa kuat komitmenmu
            Ujian untuk mengukur seberapa tajam daya kritismu
Masalahnya bukan kehadiran dirimu
Karena itu sebuah keniscayaan
Tetapi, bagaimana memaknaimu: Kau madu atau racun pembelajaran?

Posted By Satrio Bagas1:09 PM