Karena Kita Adalah Guru
Kalau
kita belum mampu jadi guru yang ramah
Setidaknya
jangan mudah marah
Ketika
anak masih berlaku salah
Kalau kita belum bisa jadi guru yang
dicintai
Setidaknya jangan gampang membenci
Karena anak sering bersikap lalai
Kalau
kita belum sanggup jadi guru yang adil
Setidaknya
jangan sering menghakimi
Manakala
anak gagal dalam memahami
Kalau kita belum layak jadi guru
yang bijak
Setidaknya jangan mudah usik harga
diri
Bilamana anak lagi belajar mencari
jati diri
Kalau
kita belum cakap jadi guru yang hebat
Setidaknya
jangan latah menghujat
Andai
anak abai pada aturan yang ketat
Kita sejatinya adalah guru
Penebar ilmu penerang kegelapan
Pengisi ruang-ruang jiwa hampa dan
kosong
Pemantik harapan-harapan di masa
depan
Karena kita adalah guru: pelayan
Tuhan untuk kebaikan
Tahukah Kamu (Guru)?
Ya,
memang
Gema
amarahmu di gendang telingaku
Sudah
lagi tak menggema
Ya, memang
Garang wajahmu di ingatanku
Sudah kian lapuk dan memudar
Ya, memang
Celoteh lecehanmu di pikiranku
Sudah kian meleleh tak
berbentuk
Tapi,
tahukah kamu?
Luka perih
itu
Masih saja
menganga
Membatu di jiwaku
Menjadi Guru Katanya Gampang?
Menjadi
guru katanya gampang?
Tinggal
masuk kelas dan bilang
Buka
buku halaman sekian anak-anak
Kerjakan
soal dengan sungguh-sungguh
:Diam
dan jangan buat gaduh!!!
Karena bapak dan ibu guru mau buka
wa
Ada pesan penting yang harus dibaca
Dan juga kiriman video yang wajib
dibuka
:Lalu anak-anak riuh dalam sunyi
galau
Menjadi
guru katanya gampang?
Tinggal
pasang tampang garang
Tinggikan
nada ancaman
Jika
perlu mainkan ayunan tangan
:Maka
anak-anak melawan dalam diam
Menjadi guru katanya gampang?
Tinggal perintah cari bahan belajar
Di koran, majalah, buku, dan
internet
:Tapi
rak guru hanya berisi buku usang
Menjadi
guru katanya gampang?
Tinggal
suruh anak untuk perkuat budi dan karakter
Sedangkan
keteladanan makin buram dan kabur
Menjadi guru katanya gampang?
Tinggal gadaikan masa depan
Tanpa harus lunasi panggilan kewajiban
Nyatanya?
Nyatanya?
Ketika
kita redam amarah dan teriakan
Anak-anak
bisa jadi ramah dan nyaman
Lalu,
untuk apa emosi dan cacian harus diledakkan?
Nyatanya?
Ketika anak-anak diberi ruang
ekspresi
Mereka bisa tunjukkan potensi diri
Lalu, untuk apa kita gampang menjustifikasi?
Nyatanya?
Ketika
kita bisa peduli dan mengerti
Anak-anak
jadi punya empati dan rasa menghargai
Lalu,
mengapa kita sering lupa diri?
Nyatanya?
Ketika kita bisa saling berbagi dan
berkolaborasi
Hambatan berubah jadi kesempatan
Dan masalah berbuah jadi berkah
Lalu, untuk apa kita mendendam dan
bermusuhan?
Nyatanya?
Kita
bisa saling menghebatkan
Lalu,
untuk apa kita saling mengkerdilkan?
Balada Jamkos
Jamkos …
Kau begitu dirindui banyak siswa
Tapi ada juga beberapa yang benci
Meski dengan raut malu-malu
Manakala
dirimu hadir d kelas
Kau
disambut suka cita penuh kegirangan
Riuh
siswa nyanyikan lagu kebebasan
Letupkan
rasa dan bicara tanpa tujuan
Meski
sejatinya kau hadir membawa sebuah pesan
Tentang
makna dan hakikat belajar
Jamkos ….
Kalau dirimu hadir terlalu rutin
Bosan dan jenuh juga jadinya
Jamkos sebenarnya bukan objek kesalahan
Maka ia tak pantas jadi kambing hitam
Sejatinya
jamkos adalah ujian
Ujian
untuk menakar seberapa tinggi niatmu
Ujian
untuk menimbang seberapa kuat komitmenmu
Ujian
untuk mengukur seberapa tajam daya kritismu
Masalahnya bukan kehadiran dirimu
Karena itu sebuah keniscayaan
Tetapi, bagaimana memaknaimu: Kau madu atau racun
pembelajaran?
BIODATA
Nama :
Supriyono, S.Pd.
TTL :
Kab. Semarang, 14 Februari 1968
Pekerjaan :
Guru
Instansi :
SMP Negeri 17 Semarang
Alamat :
Jalan Gabeng Raya, Jangli Tembalang, Kota Semarang
HP/WA :
082326549515
E-mail :
priyono17smp@yahoo.co.id
0 comments:
Post a Comment